Rabu, 25 Mei 2016

مقدمة

بــــــــــــــسم اللّــــــــــــه الرّحمن الرّحيـــــــم

الحمدلله حمدا كثيرا طيبا مباركافيه كمايحب ربنا ويرضاه
أشهد أن لاإله إلا الله وحده لاشريك له
وأشهد أن محمدا عبده ورسوله
أما بعد:

Blog ini berisikan terjemahan bebas kitab An Nahwu Al Wadhih jilid 1, 2 dan 3. Sengaja saya terjemahkan bebas sebagai sebuah bentuk pendekatan pembelajaran yaitu agar lebih memudahkan pembaca untuk memahami materi pada masing-masing kitab.

Semoga Allah membantu saya dalam menyelesaikan terjemahan bebas pelajaran kitab ini dan semoga tulisan demi tulisan menjadi ilmu yang bermanfa'at bagi saya khususnya  yakni sebagai bahan muraja'ah dan kaum muslimin pada umumnya yang ingin memulai belajar nahwu.

Tak ada manusia yang sempurna, begitu juga dengan isi blog ini. Oleh karena itu, jika Anda menemukan kesalahan ketik, kekeliruan dalam pembahasan dan lain-lain dari tulisan saya, maka dengan tangan terbuka saya siap menerima saran, kritik dan koreksi dari pembaca.

Baarokallahufykum, akhirul kalam:

ربّنا زدنا علما ناعفا وارزقنا فهما جيدا
اللهم إنا نسألك عملا متقبلا..

Wahai Rabb kami tambahkanlah ilmu yang bermanfa'at kepada kami dan karuniakanlah kepada kami pemahaman yang baik serta kami memohon amalan yang diterima oleh-Mu.

Malang, Sya'ban 1437 H
__________________________
             Mei 2016

بقلم
الفقيرة الى الله تعالى

أم عبد الله ناجية عفا الله عنها

Selasa, 24 Mei 2016

نصب الفعل المضارع

بــــــــــــــسم اللّــــــــــــه الرّحمن الرّحيـــــــم

BAB 10
NASHABNYA FIIL MUDHARI

١. أُرِيْدُ أَنْ أَحْسِنَ السِّبَاحَةَ
1. Aku ingin lebih pandai berenang

٢. أَرْجُو أَنْ يَعْتَدِلَ الجَوُّ
2. Saya berharap udara sejuk.

٣. يَسُرُّنِي أَنْ تَزُوْرَنَا
3. Menyenangkanku kunjunganmu kepada kami.

٤. لَنْ أَكْذِبَ
4. Aku tidak akan berdusta.

٥. لَنْ يَفُوْزَ كَسْلَانُ
5. Tidak akan beruntung orang yang malas.

٦. لَنْ أَضْرِبَ القِطَّ
6. Aku tidak akan memukul kucing.

٧. إِذَنْ تُقِيْمَ عِندَنَا(تَجِيْبُ بِذٰلك مَنْ قَال: َ سَأَزُوْرُ مَدِيْنَتَكُمْ)
7. "Kalau begitu, kamu akan tinggal bersama kami"
(Kalimat tersebut adalah jawaban bagi orang yang berkata: "Aku akan mengunjungi kota kalian")

٨. إِذَنْ تَرْبَحَ تِجَارَتُكَ  (تَجِيْبُ بِذٰلك مَنْ قَال: سَأَكُوْنُ أَمِيْنًا)
8. "Kalau begitu, kamu akan beruntung dalam perdaganganmu"
(Kalimat tersebut adalah jawaban bagi orang yang berkata: "Aku akan menjadi orang yang jujur")

٩. إِذَنْ يَفْسُدَ الهَوَاءُ (تَجِيْبُ بِذٰلك مَنْ قَال: سَأَغْلِقُ النَّوَافِذَ)
9. "Kalau begitu akan rusak udara itu"
(Kalimat tersebut adalah jawaban bagi orang yang berkata: "Aku akan menutup jendela-jendela")

١٠ جِئْتُ كَيْ أَتَعَلَّمَ
10. Aku datang untuk belajar.

١١. خَرَجْتُ كَىْ أَتَنَزَّهَ
11. Aku keluar untuk berekreasi.

١٢. أَتَعَلَّمُ كَىْ أَخْدُمَ دِيْن اللهِ
12. Aku belajar untuk mengabdi kepada agama Allah.

PEMBAHASAN
_______________
Semua contoh di atas mengandung fiil mudhari yang sebelumnya didahului oleh empat huruf berikut ini:

أَنْ - لَنْ - إِذَنْ - كَىْ

Dan jika Anda perhatikan pada contoh, maka akhir dari setiap fiil mudhari yang didahului oleh salah satu keempat huruf di atas adalah manshub (tandanya difathah).
Akan tetapi jika Anda hapus keempat huruf tadi (sehingga fiil mudhari tidak didahului oleh : أن - لن - إذان - كى) maka fiil mudhari dalam keadaan marfu' (tandanya didhommah).

Oleh karena itulah, difahami dari penjelasan di atas bahwa keempat huruf ini (أن - لن - إذان - كى) fungsinya adalah menashabkan fiil mudhari yang terletak sesudahnya.

KAEDAH
__________
(13) Fiil Mudhari dinashab ketika didahului oleh salah satu "an nawashib" yang empat, yaitu: (أن - لن - إذان - كى).

*) "An nawashib" bermakna yang berfungsi menashabkan (membuat nashab) huruf sesudahnya.

الجملة الإسمية

بــــــــــــــسم اللّــــــــــــه الرّحمن الرّحيـــــــم

BAB 9
JUMLAH ISMIYAH

Contoh-contoh:
١. الدَّارُ وَاسِعَةٌ
1. Rumah itu luas.

٢. الجَوُّ مُعْتَدِلٌ
2. Udara itu sedang (tidak panas tidak dingin)

٣. الغَبَارُ ثَائِرٌ
3. Debu itu berterbangan.

٤. الشَّارِعُ مُزْدَحِمٌ
4. Jalan raya itu penuh sesak (macet)

٥. الطَّرِيْقُ ضَيِّقَةٌ
5. Jalan itu sempit.
٦.الفَأْرَةُ مُخْتَبِئَةٌ

PEMBAHASAN
_______________

Contoh-contoh di atas semuanya adalah jumlah mufidah (kalam). Dan setiap kalimat tersebut terdiri dari dua isim. Yang pertama adalah mubtada dan yang kedua adalah khobar, dan karena setiap kalimat di atas diawali oleh isim maka dinamakan jumlah ismiyah.

KAEDAH
_________
Setiap kalimat yang tersusun dari mubtada dan khobar dinamakan jumlah ismiyah.

المبتدأ و الخبر

بــــــــــــــسم اللّــــــــــــه الرّحمن الرّحيـــــــم

BAB 7
MUBTADA & KHOBAR

Contoh-contoh:

١. التُّفَّاحُ حُلْوَةٌ.
1. Apel itu manis.

٢. الصُّورَةُ جَمِيْلَةٌ.
2. Gambar itu bagus.

٣. الجَرْيُ مُفِيْدٌ.
3. Lari itu bermanfa'at.

٤. القِطَارُ سَرِيْعٌ.
4. Kereta api itu cepat.

٥  النَّظَافَةُ وَاجِبَةٌ.
5. Kebersihan itu wajib/harus.

٦. الأَرْضُ مُسْتَدِيْرَةٌ.
6. Bumi itu bulat.

PEMBAHASAN
_______________

Semua contoh di atas adalah jumlah mufidah (kalam) yang tersusun dari dua isim. Rincian dua isim tersebut adalah sbb:
1. Isim yang pertama adalah isim yang memulai sebuah jumlah.   Karena inilah dia disebut "mubtada".
2. Isim yang kedua adalah isim yang mengabarkan kepada kita tentang keadaan isim pertama (mubtada)

Perhatikanlah penjelasan berikut
Perhatikanlah kembali contoh-contoh di atas. Jika Anda letakkan jari anda pada isim kedua pada setiap contoh, maka yang nampak hanya kata pertama saja. Sehingga Anda baca:

١. التُّفَّاحَةُ

٢. الصُّوْرَةُ

٣. الجَرْيُ

Dan seterusnya.

Apa yang terjadi? Niscaya Anda akan bingung dan bertanya-tanya pada diri Anda sendiri:
1. Ada apa dengan apel?
2. Ada apa dengan gambar?
3. Ada apa dengan lari?

Akan tetapi, kebingungan Anda akan terjawab jika Anda angkat kembali jari Anda sehingga tampaklah kata kedua dari masing- masing contoh:

١. التُّفَّاحُ حُلْوَةٌ.
1. Apel itu manis.

٢. الصُّورَةُ جَمِيْلَةٌ.
2. Gambar itu bagus.

٣. الجَرْيُ مُفِيْدٌ.
3. Lari itu bermanfa'at.

Dan seterusnya.

Dengan demikian, Anda mendapatkan faedah sempurna dari kalimat-kalimat tersebut. Dan yang memberikan faedah sempurna tersebut adalah isim kedua dari setiap contoh di atas. Setiap isim kedua tersebut mengabarkan kepada kita keadaan yang pertama, seperti:

1. Kata حُلْوٌ mengabarkan kepada kita bahwa apel itu manis.
2. Kata جَمِيْلٌ mengabarkan kepada kita bahwa gambar itu bagus.
3. Kata مُفِيْدٌ mengabarkan kepada kita bahwa lari itu bermanfaat.

Demikianlah juga penjelasan untuk sisa contoh yang ada.
Dan karena setiap isim kedua tersebut mengabarkan kepada kita keadaan yang pertama , maka isim kedua tersebut dinamakan "khobar".

Lalu, jika kita perhatikan akhir dari setiap dua isim (mubtada & khobar) pada contoh-contoh di atas, kita dapati keduanya dalam keadaab marfu' (didhommah).

KAEDAH
_________

(9) Mubtada adalah isim marfu' yang terletak di awal kalimat.
(10) Khobar adalah  isim marfu' yang digabungkan dengan mubtada  untuk menjadi sebuah jumlah mufidah (kalam).

الموازنة بين الفاعل و المفعول به

بــــــــــــــسم اللّــــــــــــه الرّحمن الرّحيـــــــم

BAB 6
PERBANDINGAN ANTARA FAIL & MAF'UL BIH

Contoh-contoh:

١. يَجُرُّ الحِصَانُ العَجَلَةَ
1. Kuda itu menghela gerobak.

٢. قَطَفَ الغُلَامُ الزَّهْرَةَ
2. Pemuda itu memetik bunga.

٣. رَبَطَتْ فَاطِمَةُ الجَدْيَ
3. Fatimah mengikat anak kambing*
*)  kata الجَدْيُ adalah anak kambing umur 1 tahun
(Munawir Arab-Indonesia :176)

٤. يَسْقِى الفَلَّاحُ الزَّرْعَ
4. Petani itu mengairi tanaman.

٥. قَذَفَ اللَّاعِبُ الكُرَةَ
5. Pemain itu melemparkan bola.

٦. حَبَسَ الشُّرْطِيُّ اللِّصَّ
6. Polisi itu memenjarakan pencuri tersebut.

______________

KESIMPULAN
______________

Telah kita ketahui dari pelajaran dan contoh-contoh yang telah lalu bahwa:

1. Semua fail & maf'ul bih adalah isim.
2. Fail adalah yang disandarkan kepadanya pekerjaan (subjek)
3. Maf'ul bih adalah terjadi padanya pekerjaan / yang dikenai pekerjaan (objek)
4. Fail akhirnya selalu marfu'.
5. Maf'ul bih akhirnya selalu manshub.

Judul Bab dalam Kitab Nahwul Wadhih Jilid 1

Berikut adalah judul bab dalam kitab AN NAHWUL WADHIH

BAB 1 Al Jumlah Al Mufidah

BAB 2 Ajzau al Jumlah (Taqsimu al Kalimah : Ismun, Fi'lun wa Harfun)

BAB 3 Taqsimu Al Fi'li bi i'tibaari Zamanihi (Al Fi'lu Al Madhi, al Fi'lu al Mudhari' & Fi'lu al Amri)

BAB 4 Al Fa'il

BAB 5 Al Maf'ulu Bihi

BAB 6 Al Muwazanafu bayna al Fa'il wa al Maf'ulu Bihi

BAB 7 Al Mubtada wa al Khobar

BAB 8 Al Jumlatu Al Fi'liyatu

BAB 9 Al Jumlatu Al Ismiyatu

BAB 10 Nashbu al Fi'li al Mudhari'i

BAB 11 Jazmu al Fi'li al Mudhari'i

BAB 12 Raf'u al Fi'li al Mudhari'i

BAB 13 Inna wa akhowaatihaa.

BAB 14 Jarru al Ismi

BAB 15 An Na'tu

Jumat, 13 Mei 2016

المفعول به

المفعول به
BAB 5
MAF'UL BIH

Contoh-contoh:
١) شَدَّ التِّلْمِيْذُ الحُبْلَ
1) Murid laki-laki itu mengikat tali

٢) طَوَتِ البِنْتُ الثَّوْبَ
2) Anak perempuan itu melipat baju

٣) أَكَلَ الذِّئْبُ الخَرُوْفَ
3) Serigala itu memakan domba

٤) يَرْبَحُ السَّابِقُ جَائِزَةً
4) Pembalap itu memenangkan hadiah

٥) يَصِيْدُ الثَّعْلَبُ دَجَاجَةً
5) Musang itu memangsa ayam betina

٦) يَبِيْعُ القَصَّابُ اللَّحْمَ
6) Penjual daging itu menjual daging

_______________
PEMBAHASAN:
_______________

Setiap kalimat dari kalimat-kalimat pada contoh tersusun dari sebuah fiil dan dua isim, dimana:
1) Isim yang pertama adalah fail, karena pekerjaan disandarkan darinya (dialah yang melakukan pekerjaan/dialah subjeknya)
2) Isim yang kedua adalah maf'ul bih, karena dialah yang dikenai pekerjaan (objek)

Misalnya, pada ketiga contoh yang pertama:
√Fiilnya adalah: شدّ - طوت - أكل
√Failnya adalah : التلميذ - البنت - الذئب
√Maf'ul bihnya adalah : الحبل - الثوب - الخروف

Maka kita katakan bahwa:
1) Yang diikat oleh murid laki-laki adalah tali.
2) Yang dilipat oleh anak perempuan adalah baju.
3) Yang dimakan oleh serigala adalah domba.

Sehingga, ketiga isim yang dikenai pekerjaan tersebut ( الحبل - الثوب - الخروف) dinamakan maf'ul bih.
Demikianlah seterusnya untuk penjelasan untuk sisa contoh.

Dan jika kita perhatikan akhir dari setiap isim yang menunjukkan maf'ul bih, maka kita dapati bahwa dia dalam keadaan manshub (difathah).

_________
KAEDAH
_________

(8) Maf'ul bih adalah isim manshub yang terjadi padanya perbuatan fail*)

*) maksudnya adalah:
Maf'ul bih adalah isim manshub yang menunjukkan sebagai objek (dikenai pekerjaan atasnya oleh subjek).

فعل الأمر

بــــــــــــــسم اللّــــــــــــه الرّحمن الرّحيـــــــم

BAB 3 (Bag-3)
PEMBAGIAN FIIL BERDASARKAN WAKTUNYA
(3) FI'IL AMR

(٣) فعل الأمر

١) اِلعب بالكُرَّةِ
1) Bermainlah bola

٢) اَطْعِمْ قِطَّكَ
2) Berilah makan kucingmu

٣) نَظِّفْ ثِيَابَكَ
3) Bersihkanlah baju-bajumu

٤) نَمْ مُبَكِّرًا
4) Tidurlah segera

٥) تَمَهَّلْ فِي السَّيرِ
5) Pelan-pelanlah dalam berjalan

٦) اَجِدْ مَضْغَ الطَّعَامِ
6) Kunyahlah dengan baik makanan itu

_______________
PEMBAHASAN
_______________

Kata-kata yang pertama pada contoh di atas adalah fiil-fiil. Dikatakan fiil karena masing-masingnya menunjukkan perbuatan yang terjadi pada waktu tertentu.

Jika kita perhatikan fiil-fiil tersebut, kita mendapatkan bahwa orang yang berbicara (mutakallim) dari setiap kalimat pada contoh meminta dan memerintah kepada orang yang diajak berbicara (mukhoththob) untuk melakukan sebuah perbuatan pada waktu yang akan datang (setelah terjadinya percakapan). Oleh karena itu, fiil-fiil yang seperti ini dinamakan fiil amr (kata kerja perintah).

Maka  fiil "اِلْعَبْ" pada contoh nomer satu : mutakallim meminta kepada mukhoththob agar melakukan perbuatan bermain pada waktu yang akan datang. Oleh karena itu, "اِلْعَبْ" dinamakan fiil amr.

Dan fiil "اَطْعِمْ" pada contoh yang kedua, mutakallim meminta kepada mukhoththob agar melakukan perbuatan memberi makan pada waktu yang akan datang. Oleh karena itu, "اِلْعَبْ" juga dinamakan fiil amr.

Dan demikianlah seterusnya penjelasan untuk sisa contoh di atas.

_________
KAEDAH
_________

(6) Fiil Amr adalah setiap fiil yang diminta dengannya sebuah perbuatan tertentu pada waktu yang akan datang (setelah terjadinya percakapan).

الفعل المضارع

بــــــــــــــسم اللّــــــــــــه الرّحمن الرّحيـــــــم.

BAB 3 (Bag-2)
PEMBAGIAN FIIL BERDASARKAN WAKTUNYA

(٢) الفعل المضارع
(2) FIIL MUDHARI'

Contoh-contoh:

١) أغسلُ يَدَيَّ
1) Aku sedang/akan mencuci tanganku

ألبَسُ ثِيَابِيْ
2) Aku sedang/akan memakai bajuku

نَلْعَبُ بِالكُرَّةِ
3) Aku sedang/akan bermain bola

نَمْشى في الحقولِ
4) Kami sedang/akan berjalan di ladang

يَنْبَحُ الكَلْبُ
5) Anjing itu sedang/akan menyalak

يَنْتَبِهُ الحَارِسُ
6) Penjaga itu sedang/akan berjaga-jaga

تَأْكُلُ البِنْتُ
7) Anak perempuan itu sedang/akan makan

تَذْبُلُ الوَرْدَةُ
8) Bunga mawar itu sedang/akan layu

________________
PEMBAHASAN:
________________

Semua kata yang pertama pada contoh-contoh di atas adalah fiil. Disebut fiil karena setiap darinya menunjukkan atas perbuatan yang terjadi pada waktu tertentu.

Dan jika kita perhatikan waktu terjadinya fiil-fiil tersebut berkisar antara terjadi pada waktu sekarang atau yang akan datang (sedang/akan).

Maka fiil "أَغْسِلُ" menunjukkan perbuatan mandi yang terjadi pada waktu sekarang (sedang mandi) atau pada waktu yang akan datang (akan mandi).

Maka fiil "أَلْبَسُ" menunjukkan perbuatan memakai baju yang terjadi pada waktu sekarang (sedang memakai baju) atau pada waktu yang akan datang (akan memakai baju).

Maka, fiil-fiil seperti penjelasan di atas dinamakan fiil mudhari'.

Dan jika Anda perhatikan pada huruf pertama pada setiap fiil mudhari' tersebut, maka Anda dapati adanya  hamzah, nun, ya atau ta padanya. Keempat huruf tersebut dinamakan huruf-huruf mudhara'ah.

_________
KAEDAH:
_________

(5) Fiil Mudhari adalah setiap fiil yang menunjukkan perbuatan yang terjadi pada waktu sekarang atau yang akan datang.
Dan fiil mudhari' itu harus didahului oleh salah satu dari huruf-huruf mudhara'ah yaitu hamzah, nun, ya atau ta.

الفعل الماض

بــــــــــــــسم اللّــــــــــــه الرّحمن الرّحيـــــــم

تقسيم الفعل باعتبار زمنه
BAB 3 (Bag-1)
PEMBAGIAN FIIL BERDASARKAN WAKTUNYA

(١) الفعلُ الماضى
(1) FIIL MADHI

Contoh-contoh:

١) جرى الكلبُ
1) Anjing itu telah berlari

٢) وَقَفَ الرَّجُلُ
2) Laki-laki itu telah duduk

٣) ضَاعَ الكتَابُ
3) Buku itu telah hilang

٤) دَقَّتِ السَّاعَةُ
4) Jam itu telah berdentang

٥) جَآءَتِ البِنْتُ
5) Anak perempuan itu telah datang

٦) بَاضَتِ الدَّجَاجَةُ
6) Ayam betina itu bertelur

Perhatikanlah kata-kata yang pertama pada contoh di atas. Kata-kata pertama tersebut berupa fiil karena setiap masing-masing darinya menunjukkan atas terjadinya perbuatan pada waktu tertentu.  Dan jika Anda perhatikan lagi, setiap fiil tersebut terjadi pada waktu lampau (yang telah lalu).

Maka kata "جرى" misalnya, menunjukkan atas perbuatan berlari yang terjadi pada waktu yang telah lalu sebelum percakapan berlangsung.

Dan kata "وقف" pada contoh nomer dua, menunjukkan perbuatan berdiri yang terjadi pada waktu yang telah lalu, sebelum percakapan berlangsung.

Dan demikianlah seterusnya, penjelasan untuk sisa contoh.

Oleh karena itulah, fiil-fiil yang terjadinya pada masa lampau sebelum percakapan berlangsung dinamakan fiil madhi.

القاءدة
〰〰〰
KAEDAH
〰〰〰
(4) Fiil Madhi adalah setiap fiil yang menunjukkan atas sebuah perbuatan yang terjadi pada waktu lampau (yang telah berlalu)

Selasa, 10 Mei 2016

أجزاء الجملة

بــــــــــــــسم اللّــــــــــــه الرّحمن الرّحيـــــــم
BAB 2

Bagian-Bagian Kata (أَجْزَاءُ الجُمْلَةِ)

Contoh:
(١) رَكِبَ إِبْرَاهِيْمُ الحِصَانَ
(1) Ibrahim menunggangi kuda

(٢) يُدَاعِبُ إِسْمَاعِيْلُ القِطَّ
(2) Ismail bermain-main (dengan) kucing

(٣) يَحْصُدُ الفَلَّاحُ القَمْحَ
(3) Petani itu mengetam gandum

(٤) تَأْكُلُ الشَّاةُ فُوْلًا وَ شَعِيْرًا
(4) Kambing betina itu makan kacang dan gandum

(٥) سَمِعْتُ النَّصِيْحَةَ
(5) Aku mendengarkan nasehat

(٦) يَسْطَعُ النُّوْرُ فِي الحُجْرَةِ
(6) Cahaya itu menerangi kamar

(٧) تَجْرِيْ السفينةُ على الماءِ
(7) Perahu itu berlayar (berjalan) di atas air

(٨) هَلْ تُحِبُّ السَّفَرَ؟
(8) Apakah Anda menyukai safar?
الْبَحْثُ
〰〰〰〰〰〰
PEMBAHASAN
〰〰〰〰〰〰

Telah kita ketahui pada pelajaran sebelumnya bahwa jumlah mufidah tersusun dari bagian-bagian yaitu kata-kata. Dan pada pelajaran kali ini, kita akan mempelajari tentang macam
-macam dari kata-kata tersebut.

Jika kita perhatikan kedepalan kalimat pada contoh di atas,kita akan dapati bahwa semuanya adalah jumlah mufidah yang tersusun dari beberapa kata.

Perhatikan penjelasan berikut ini:
1) Kata-kata Ibrohim, Isma'il dan petani adalah lafadz-lafadz yang dinamakan dengannya seseorang (manusia).
2) Adapun kata-kata: kuda, kucing, dan kambing betina adalah lafadz-lafadz yang digunakan untuk menamai macam-macam hewan.
3) Sedangkan kata-kata gandum, kacang dan sya'ir (sejenis gandum juga) adalah lafadz-lafadz yang digunakan untuk menamai jenis-jenis tumbuhan.
4) Dan kata-kata: kamar, kapal dan air adalah lafadz-lafadz yang digunakan untuk menamai beraneka macam benda mati.
5) Kata-kata : nasehat, cahaya dan safar lafadz-lafadz yang digunakan untuk  makna-makna lain.

Oleh karena itulah setiap kata dari semua jenis kata di atas disebut isim. Demikian juga setiap kata yang digunakan untuk menamai manusia, hewan, tumbuhan dan benda mati ataupun makna lain, juga disebut isim.

Sekarang, perhatikan kembali pada contoh:
1) Kata-kata menunggangi, bermain-main, mengetam, makan menunjukkan terjadinya perbuatan pada waktu tertentu.
Kata "la'iba" misalnya, menunjukkan perbuatan menunggang yang terjafi pada waktu telah lalu. Sehingga kita terjemahkan: لَعِبَ = telah menunggangi.
Kata "yuda'ibu" menunjukkan atas perbuatan bermain yang terjadi pada waktu sekarang atau yang akan datang. Sehingga kita terjemahkan:
يُدَاعِبُ = sedang/akan bermain

Dan demikian seterusnya. Oleh karena itu, kata-kata semacam ini dinamakan fiil.

Dan jika kita perhatikan tiga kalimat terakhir pada contoh, kita dapati bahwa kata-kata: fii, 'ala, dan hal jika  masing-masingnya kita ucapkan  sendirian saja, maka tidak akan dapat difahami maknanya secara sempurna.
Akan tetapi, jika kata-kata tersebut diucapkan dalam sebuah kalimat, akan tampak maknanya yang sempurna. Dan ketiga kata ini disebut harf (huruf). Dan begitu juga setiap kata yang sejenis ini,juga dinamakan harf.

〰〰〰〰
AL QAIDAH
〰〰〰〰
(3) Kata itu dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: isim, fiil dan harf      (huruf)

a) Isim adalah setiap lafadz yang dinamakan dengannya   manusia, hewan-hewan, tumbuh-tumbuhan, benda mati dan segala sesuatu yang lain.

b) Fiil adalah setiap lafadz yang menunjukkan atas terjadinya perbuatan pada waktu tertentu

c) Harf adalag setiap lafadz yang tidak nampak maknanya yang sempurna kecuali jika digabungkan dengan kata-kata selainnya

Selasa, 03 Mei 2016

المفعول لأجله

بــــــــــــــسم اللّــــــــــــه الرّحمن الرّحيـــــــم
___________________

AL MAF'UL LI AJLIH
___________________

Al Amtsilatu (Contoh-contoh):
=========================

١) يسافرُ الطَّلبةُ إلى المدينةِ طَلَبًا للعلمِ
(Para mahasiswa itu pergi ke Madinah untuk menuntut ilmu)

٢)عاقَبَ القَاضِى المُجْرِمَ تاْدِيْبًا له
(Hakim itu telah menghukum orang jahat itu sebagai pelajaran baginya)

٣سَلِّمْ احترامًا لَأُسْتَاذِكَ
(Berilah salam untuk menghormati Ustadzmu)

٤)تَصَدَّقْتُ على الفقيرِ أَمَلًا فى الثّوابِ
(Aku telah bersedekah kepada orang fakir untuk mengharapkan pahala)

٥(صَفَحْتُ عن السَّفِيْهِ حِلْمًا

(Aku memaafkan orang yang bodoh itu sebagai bentuk kemurahan hatiku)

(تَجَاوَزْتُ عنْ هَفْوَةِ الصَّدِيْقِ إِبْقَاءً على مَوَدَّتِهِ
(Aku telah melupakan kesalahan teman untuk mengekalkan 
cinta kasihnya)

البحثُ

PEMBAHASAN:
=============

Lihatlah pada kata-kata:
طلبا - تأديبا - احتراما - أملا - حلما - إبقاء 

Ke enam kata di atas adalah manshub. Dan ini adalah sesuatu yang jelas. Akan tetapi, pada pelajaran ini kita tidak akan membahas tentang hubungan setiap isim di atas dengan fiil-fiil yang ada pada contoh kalimat.

Misalnya pada contoh kalimat pertama, sesorang berkata kepada kita:
"يسافر الطلبة إلى المدينة"

Apa yang kita fahami tentang kalimat tersebut?
Yang kita fahami dari ucapan tersebut adalah:
"Bahwa para mahasiswa sedang pergi dari negeri-negeri mereka ke Madinah".

Lalu, apakah kita faham sesuatu yang baru jika orang yang berbicara tersebut menambah kalimat: "طلبا للعلم"
Sehingga yang dia ucapkan kepada kita:

"يسافر الطلبة إلى المدينة "طلبا للعلم"
"Para Mahasiswa pergi ke Madinah untuk menuntut ilmu"

Sekarang, kita fahami bahwa sebab para Mahasiswa pergi ke Madinah karena untuk menuntut ilmu.

Dan begitu juga jika seseorang berkata kepada kita:
"عاقب القاضى المجرم "
Maka, yang kita fahami hanya sebatas pemberitaan bahwa "Hakim itu telah menghukum orang yang bersalah".

Berbeda halnya jika kalimat tersebut ditambahkan kata: "تأديبا له". Sehingga yang kita fahami sekarang adalah : "Hakim menghukum orang yang bersalah tersebut untuk mendidiknya (sebagai pelajaran baginya)"

Dari penjelasan di atas, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa:
Isim-isim yang manshub pada contoh kalimat menjelaskan tentang sebab terjadinya fiil.
Karena itulah, isim-isim manshub di atas dinamakan maf'ul li ajlih.

Cara mudah untuk mengetahui maf'ul li ajlih adalah dengan menggunakan pertanyaan:
"Kenapa (apa sebab)  perbuatan tersebut dilakukan?"
Jawaban pertanyaan tersebut merupakan maf'ul li ajlih.
Misalnya:
لماذا تصدقت على الفقير؟
"Kenapa kamu bersedekah kepada orang fakir?"

Jawabannya:
"أملا في الثواب"
"Untuk mengharapkan pahala".

Jawaban "أملا في الثواب" adalah maf'ul liajlih.

Sehingga jika diucapkan kalimatnya menjadi:
تصدقت على الفقير أملا في الثواب

KAEDAH:
========
Al Maf'ul liajlih adalah isim manshub yang menjelaskan tentang sebab dilakukannya (terjadinya) sebuah fiil.

Diterjemahkan bebas dari kitab Nahwul Wadhih jilid 2 oleh:
*kata pada contoh semisal Eropa dirubah menjadi Madinah, bangunlah dirubah menjadi berilah salam, sengaja dirubah oleh penerjemah agar lebih syar'i.

بقلم
الفقيرة الى الله تعالى
أم عبد الله ناجية عفا الله عنها