بسم الله الرحمن الرحيم
الجُمْلَةُ اْلمُفِيْدَةُ KALIMAT
SEMPURNA
الجُمْلَةُ اْلمُفِيْدَةُ
KALIMAT SEMPURNA
(١) البُسْتَانُ جَمِيْلٌ.
(1) Taman (itu) indah.
(٢) الشَّمْسُ طَالِعَةٌ.
(2) Matahari (itu) terbit.
(٣) شَمَّ عَلِيٌّ وَرْدَةً.
(3) Ali (telah) mencium bunga mawar.
(٤) قَطَفَ مُحَمَّدٌ زَهْرَةً.
(4) Muhammad (telah) memetik bunga.
(٥) يَعِيْشُ السَّمَكُ فِى اْلمَاءِ.
(5) Ikan hidup di dalam air.
(٦) يَكْثُرُ النَّخِيْلُ فِى مِصْرَ.
(6) Banyak (terdapat) pohon kurma terdapat di Mesir.
SEMPURNA
الجُمْلَةُ اْلمُفِيْدَةُ
KALIMAT SEMPURNA
(١) البُسْتَانُ جَمِيْلٌ.
(1) Taman (itu) indah.
(٢) الشَّمْسُ طَالِعَةٌ.
(2) Matahari (itu) terbit.
(٣) شَمَّ عَلِيٌّ وَرْدَةً.
(3) Ali (telah) mencium bunga mawar.
(٤) قَطَفَ مُحَمَّدٌ زَهْرَةً.
(4) Muhammad (telah) memetik bunga.
(٥) يَعِيْشُ السَّمَكُ فِى اْلمَاءِ.
(5) Ikan hidup di dalam air.
(٦) يَكْثُرُ النَّخِيْلُ فِى مِصْرَ.
(6) Banyak (terdapat) pohon kurma terdapat di Mesir.
PEMBAHASAN
Jika kita perhatikan susunan kalimat yang pertama (pada contoh nomer satu yaitu البستانُ جميلٌ), kita mendapatinya tersusun dari dua kata;
1) kata pertama adalah البستانُ.
2) kata yang kedua adalah جميلٌ.
🏷 Maka, jika kita ambil kata yang pertama saja
yaitu "البستانُ", kita tidak dapat memahami artinya kecuali makna kata itu sendiri (yaitu: "taman"), yang mana itu tidak cukup digunakan dalam percakapan. Dan begitu juga keadaannya, jika kita ambil kata yang kedua saja, yaitu "جميلٌ"
✍🏻Akan tetapi, jika kita gabungkan kata pertama dan kata kedua sebagaimana pada contoh (nomer satu) dan kita ucapkan:
"الْبُسْتَانُ جَمِيْلٌ."
"Taman itu indah"
⬆️ Maka, kita memahami maknanya secara sempurna. Dan kita mendapatkan faedah yang sempurna dari kalimat tersebut, yaitu disifatinya taman dengan keindahan.
Oleh karena itulah, susunan kata ini "الْبُسْتَانُ جَمِيْلٌ" dinamakan jumlah mufidah (kalimat yang sempurna).
Dan setiap masing-masing kata dari dua kata tersebut dihitung sebagai satu kesatuan atau satu bagian yang membentuk kalimat sempurna. Demikianlah penjelasan yang sama untuk sisa contoh di atas.
📑 Dari sinilah kita melihat bahwa satu kata saja ternyata tidak cukup untuk digunakan dalam sebuah percakapan. Maka, jumlah mufidah itu minimalnya harus tersusun dari dua kata atau lebih agar pendengar atau yang diajak berbicara dapat mengambil faedahnya secara sempurna sempurna.
PENGECUALIAN
📍Adapun semisal :
🏷قُمْ ( !berdirilah)
🏷اِجْلِسْ (!duduklah)
🏷تَكَلَّمْ (!bicaralah)
Jika kita perhatikan ketiga kata diatas, tampaknya hanya terdiri dari satu kata saja tetapi bisa memberikan faedah sempurna dalam sebuah percakapan. Padahal hakikatnya, ternyata ketiga kata di atas tidak terdiri dari satu kata tetapi terdiri dari dua kata, yaitu:
1) kata pertama diucapkan yaitu (قُمْ)
2) kata kedua tidak diucapkan yaitu (أنتَ)
Dalam hal ini, meskipun kata kedua tidak diucapkan, ternyata pendengar dapat memahami perkataan tersebut. Karena itulah, kata-kata semisal ini tetap dapat digolongkan ke dalam jumlah mufidah. Wallahu a'lam.
terima kasih
BalasHapusAssalamu'alaikum?
BalasHapusAkhi boleh mnta nomer nya?
Ada file pdf nya? Terjemahan nya?
BalasHapusJazakallahu khairan, akhi
BalasHapusAda ttg perdebatan inna?
BalasHapusMaaf ustadz, adakah terjemahan nahwul wadhih jilid 2 tentang isim isyaroh?
BalasHapus