Minggu, 16 Oktober 2022

الجملة المفيدة

بسم الله الرحمن الرحيم


الجُمْلَةُ اْلمُفِيْدَةُ KALIMAT
SEMPURNA

الجُمْلَةُ اْلمُفِيْدَةُ
KALIMAT SEMPURNA

(١) البُسْتَانُ جَمِيْلٌ.
(1) Taman (itu) indah.

(٢) الشَّمْسُ طَالِعَةٌ.
(2) Matahari (itu) terbit.

(٣) شَمَّ عَلِيٌّ وَرْدَةً.
(3) Ali (telah) mencium bunga mawar.

(٤) قَطَفَ مُحَمَّدٌ زَهْرَةً.
(4) Muhammad (telah) memetik bunga.

(٥) يَعِيْشُ السَّمَكُ فِى اْلمَاءِ.
(5) Ikan hidup di dalam air.

(٦) يَكْثُرُ النَّخِيْلُ فِى مِصْرَ.
(6) Banyak (terdapat) pohon kurma terdapat di Mesir.

PEMBAHASAN

Jika kita perhatikan susunan kalimat yang pertama (pada contoh nomer satu yaitu البستانُ جميلٌ), kita mendapatinya tersusun dari dua kata;

1) kata pertama adalah البستانُ.
2) kata yang kedua adalah جميلٌ.

🏷 Maka, jika kita ambil kata yang pertama saja
yaitu "البستانُ", kita tidak dapat memahami artinya kecuali makna kata itu sendiri (yaitu: "taman"), yang mana itu tidak cukup digunakan dalam percakapan. Dan begitu juga keadaannya, jika kita  ambil kata yang kedua saja, yaitu "جميلٌ"

✍🏻Akan tetapi, jika kita  gabungkan kata pertama dan kata kedua sebagaimana pada contoh (nomer satu) dan kita ucapkan:
 "الْبُسْتَانُ جَمِيْلٌ."
"Taman itu indah"

⬆️ Maka, kita memahami maknanya secara sempurna. Dan kita mendapatkan faedah yang sempurna dari kalimat tersebut, yaitu disifatinya taman dengan keindahan. 

Oleh karena itulah, susunan kata ini  "الْبُسْتَانُ جَمِيْلٌ" dinamakan jumlah mufidah (kalimat yang sempurna).

Dan setiap masing-masing kata dari dua kata tersebut dihitung sebagai satu kesatuan  atau satu bagian yang membentuk kalimat sempurna. Demikianlah penjelasan yang sama untuk sisa contoh di atas.

📑 Dari sinilah kita melihat bahwa satu kata saja ternyata tidak cukup untuk digunakan dalam sebuah percakapan. Maka, jumlah mufidah itu  minimalnya harus tersusun dari dua kata atau lebih agar pendengar atau yang diajak berbicara dapat mengambil faedahnya secara sempurna sempurna.

PENGECUALIAN
📍Adapun semisal :

🏷قُمْ ( !berdirilah)
🏷اِجْلِسْ (!duduklah)
🏷تَكَلَّمْ (!bicaralah)

Jika kita perhatikan ketiga kata diatas, tampaknya hanya terdiri dari satu kata saja tetapi bisa memberikan faedah sempurna dalam sebuah percakapan. Padahal hakikatnya, ternyata ketiga kata di atas tidak terdiri dari satu kata tetapi terdiri dari dua kata, yaitu:
1) kata pertama diucapkan yaitu (قُمْ)
2) kata kedua tidak diucapkan yaitu (أنتَ)

Dalam hal ini, meskipun kata kedua tidak diucapkan, ternyata pendengar dapat memahami perkataan tersebut. Karena itulah, kata-kata semisal ini tetap dapat digolongkan ke dalam jumlah mufidah. Wallahu a'lam.

Selasa, 13 September 2016

الممنوعُ من الصرفِ

―※الممنوعُ من الصرفِ※―

القائدة
(١٥٥) يُمْنَعُ العَلَمُ من الصرفِ أي التنوينِ ويُجَرُّ بالفتْحَةِ نِيَابَةً عن الكسْرِ:

١) إذا كان مؤنّثًا
٢) إذا كان أَعْجَمِيًّا
٣) إذا كان مُرَكَّبًا تَركيبًا مَزْجِيًّا
٤) إذا كان مَزِيْدًا فيه أليفٌ و نونٌ
٥) إذا كان على وَزْنِ الفعلِ
٦) إذا كان مذَكَّرًا ثُلَاثِيًّا مَضْمُوْمَ الأوّلِ مفتُوحَ الثَّانِي

―الصفةُ الممنوعةُ من الصّرفِ―

________________

Kaedah ke-155:
________________

Isim 'alam yang termasuk al mamnu' minash shorfi atau tidak menerima tanwin dan dijerkan dengan fathah sebagai ganti dari kasroh:
1) jika nama orang berbentuk muannats
2) jika nama 'ajam (selain bahasa Arab)
3) jika tersusun dari dua kata yang merupakan satu kesatuan (tidak bisa dipisahkan)
4) jika nama orang yang terdapat tambahan alif dan nun pada akhir isim tersebut
5) jika nama yang menyerupai wazan fiil
6) jika nama orang  mudzakar tsulasi (terdiri dari 3 huruf) dimana huruf pertamanya di dhommah dan huruf keduanya difathah.

~~~★★★~~~

Penjelasan tambahan dari saya:

Contoh-contoh dari kaedah diatas adalah:

١)  سَعَادُ - فَاطِمَةُ - زَيْنَبُ - مَرْيَمُ - عَائِشَةُ - مَكَّةُ - جُدَّةُ

٢) لَنْدَنُ - وِلْيَمُ - إِدْوَرْدُ - بَارِيْسُ - بَاكِسْتَانُ - بَغْدَادُ - إِبْرَاهِيْمُ - إِسْمَاعِيْلُ - إسْحَاقُ - يَعْقُوْبُ - يُوْنُسُ - يُوْسُفُ.

٣) نِيُوْيُوْرَكُ -

٤) عُثْمَانُ- عَفَّانُ - سُفْيَانُ - مَرْوَانُ - نُعْمَانُ

٥) أَحْمَدُ - أَنْوَرُ - أَكْبَرُ - أَسْعَدُ

٦) عُمَرُ - هُبَلُ -

Maraji':
كتاب دروس اللغة العربية لغير الناطقين بها:  ١

―※الصّفَةُ الممنوعةُ من الصَّرفِ※―

القائدةُ:
(١٥٦) تَمْنَعُ الصِّفَةَ منَ الصَّرفِ و تُجَرُّ بالفتحةِ نيابةً عن الكسرةِ:

(١) إذا كان على وزن فَعْلَانَ

(٢) إذا كان على وزن أَفْعَلَ

(٣) في أُحَادَ ومَوْحَدَ إِلَى عُشَارَ مَعْشَرَ و في كلمةٍ "أُخَرَ"

________________

Kaedah ke-157:
________________
Kata sifat termasuk al mamnu' minash shorfi dan dijerkan dengan fathah sebagai pengganti kasroh:
1) jika kata sifat tersebut berwazan فَعْلَانُ
2) jika kata sifat tersebut berwazan أَفْعَلُ
3) pada kata أحَادَ atau مَوْحَدَ sampai dengan عُشَارَ atau مَعْشَرَ  dan kata أُحَرَ

Contoh:

١) كَسْلَانُ - جَوْعَانُ - عَطْشَانُ - شَبْعَانُ - مَلْآنُ

٢) أَبْيَضُ - أَسْوَدُ - أَحْمَرُ - أَصْفَرُ - أَخْضَرُ - أَزْرَقُ

أَكْبَرُ - أَفْضَلُ - أقْصَرُ - أَطْوَلُ -

أَسْبَقُ-

٣) وَقَفَ جُنُوْدٌ مَثْنَى
Para tentara berdiri dua-dua

جَءَ الأولادُ ثُلَاثَ
Anak-anak putra datang tiga-tiga

دخلَ المدرسةَ بَنَاتٌ أُخَرُ
Anak-anak putri lain memasuki kelas.

※الممنوعُ من الصَّرفِ لِصِيْغَةِمُنْتَهَى الْجُمُوْعِ أَوْألِفِ التَّأْنِيْثِ※

القَاعِدَةُ:
(١٥٧) يُمْنَعُ الاسمُ من الصَّرفِ ويُجَرُّ بالفتحةِ نِيَابةً عن الكسرةِ

١) إذا كان على صِيْغَةِ منتهى الجموعِ

٢) إذا كان مَخْتُوْمًا بألفِ التَّأْنِيْثِ الممدودةِ

٣) إذا كان مَخْتُوْمًا بألفِ التَّأْنِيْثِ المقصورةِ
________________

Kaedah ke-157:
________________
Isim itu termasuk al mamnu' minas shorfi dan dijerjan dengan fathah sebagai pengganti dari kasroh:
1) jika isim tersebut adalah shighoh muntahal jumu'
2) jika isim tersebut diakhiri dengan alif ta'nits mamdudah
3) jika isim tersebut diakhiri dengan alif ta'nits maqshurah

★Contoh al mamnu' minash shorfi dengan illah shighah muntahal jumu':

مَدَارِسُ
عَصَافَيْرُ
PENJELASAN:
Kata مَدَارِسُ adalah bentuk jamak dari مَدْرَسَةٌ. Dia termasuk jamak taksir dengan alif tambahan  dan sesudahnya 2 huruf.
مَدَ + ا + رِسُ = مَدَارِسُ

Kata عَصَافَيْرُ adalah bentuk jamak dari عُصْفُوْرٌ. Dia termasuk jamak taksir dengan alif tambahan dan sesudahnya 3 huruf.

عَصَ+ ا + فِيْرُ = عَصَافَيْرُ

Setiap isim jamak yang sejenis dengan bentuk ini disebut Shighah Muntahal Jumu'.

★Contoh al mamnu' minash shorfi dengan illah adanya alif ta'nits mamduudah: صَحْرَاءُ

★Contoh al mamnu' minash shorfi dengan illah adanya alif ta'nits maqshuurah: نُعْمَى

Kamis, 25 Agustus 2016

FIIL MUDHARI MU'TAL AKHIR






FIIL MUDHARI (SHAHIH AKHIR, MU'TAL AKHIR & AF'ALUL KHOMSAH)






FIIL MU'TAL AKHIR & SHAHIH AKHIR


I'RAB FIIL MADHI

LATIHAN I'RAB:

١) قَرَأْناَ الْكِتَابَ
(Kami telah membaca buku itu)

قَرَأْناَ: قرأ فعل ماض مبني على السكون للتصاله ب(نا) و(نا) ضمير متصل مبني على السكون في محل رفع  فاعل

الْكِتَابَ: مفعول به منصوب بالفتحة الظاهرة لأنّه اسم مفرد

٢) شَمَمْتُ الوَرْدَ
(Aku telah menciun bunga mawar itu)

شَمَمْتُ: شَمَمْ فعل ماض مبني على السكون  للتصاله بالتاء المتحركة. و(ت) ضمير متصل مبني على الضمّة فاعل

الوَرْدَ: مفعول به منصوب بالفتحة الظاهرة لأنّه اسم مفرد

٣) سَبَحْنَا فِي النَّهْرِ
(Kami telah berenang di sungai)

سَبَحْنَا: سَبَحْ  فعل ماض مبني على السكون للتصاله ب(نا)
و(نا) ضمير متصل مبني على السكون في محل رفع  فاعل

فِي: حرف جر مبني على السكون لا محل له من الإعراب

النَّهْرِ: مجرور ب(في) و علامة جره الكسرة الظاهرة لأنّه اسم مفرد